
Prospek pariwisata Jakarta pada tahun depan diprediksi akan semakin menarik dengan sejumlah proyek infrastruktur dan inisiatif pariwisata yang tengah digencarkan. Ibu kota bersiap menyambut wisatawan dengan aksesibilitas yang lebih baik, destinasi yang direvitalisasi, serta serangkaian acara menarik yang akan diselenggarakan sepanjang tahun 2026.
Salah satu pendorong utama peningkatan pengalaman berwisata di Jakarta adalah pengembangan infrastruktur transportasi publik. Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Lin Timur–Barat fase 1 tahap 1, yang akan menghubungkan Tomang hingga Medan Satria di Bekasi, ditargetkan mulai dibangun pada tahun 2026. Jalur sepanjang 24,5 kilometer ini akan mencakup 21 stasiun dan terintegrasi dengan MRT Utara–Selatan di Stasiun Thamrin, meningkatkan efisiensi mobilitas perkotaan dan mengurangi kemacetan. Selain itu, proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome hingga Manggarai juga ditargetkan selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2026, dengan progres konstruksi yang telah mencapai sekitar 74% pada akhir tahun 2025. Integrasi moda transportasi ini diharapkan dapat mempermudah wisatawan untuk menjelajahi berbagai sudut kota.
Kawasan bersejarah Kota Tua terus berbenah dengan percepatan revitalisasi yang mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD). Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar menuju perayaan 500 tahun Jakarta pada tahun 2027. Pada tahun 2026, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan fokus pada perbaikan sarana dan prasarana dasar di Kota Tua, termasuk jalan, sungai, dan jalur pedestrian, untuk menjadikannya pusat sejarah, budaya, ekonomi, dan pariwisata yang terintegrasi. Kawasan ini diharapkan menjadi ruang publik yang inklusif dan ramah pejalan kaki.
Dalam upaya meningkatkan daya tarik wisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berencana melanjutkan program Karisma Event Nusantara pada tahun 2026. Jakarta sendiri telah menyiapkan berbagai acara berskala besar, termasuk perayaan Malam Tahun Baru 2026 yang akan dimeriahkan dengan pesta kembang api, konser musik, dan festival kuliner. Selain itu, agenda budaya seperti Djakarta Ennichi 2026, sebuah festival budaya Jepang-Indonesia yang menampilkan parade, pertunjukan, dan berbagai stan, akan menambah semarak kota. Festival Sains & Budaya juga dijadwalkan berlangsung pada 20-23 Januari 2026. Sektor pariwisata juga didorong untuk fokus pada pengembangan destinasi ikonik, promosi situs budaya dan sejarah yang belum banyak dikenal, serta pembangunan pariwisata berkelanjutan. Upaya ini juga mencakup peluncuran "Jakarta Tourist Pass" dan pengaktifan berbagai acara di kawasan Kota Tua, serta penonjolan budaya Betawi di berbagai ruang publik. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk lebih banyak menawarkan pariwisata premium dan penawaran cerdas, bukan hanya pariwisata massal.
Seiring dengan transformasi Jakarta menuju kota global, pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi prioritas, termasuk pengelolaan limbah di destinasi wisata untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Komitmen ini diperkuat dengan revisi Undang-Undang Kepariwisataan yang telah disetujui DPR pada tahun 2025, yang bertujuan mendorong pembangunan pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat lokal.
Dengan berbagai inisiatif pengembangan infrastruktur, revitalisasi kawasan bersejarah, serta beragam agenda acara, Jakarta di tahun 2026 dipersiapkan untuk menawarkan pengalaman jalan-jalan yang lebih menyenangkan dan beragam bagi setiap pengunjung.