Notification

×

Iklan

Iklan

Misteri Makam Kolonial Eropa di Kuningan: Menguak Kisah Meneer Belanda

2025-11-16 | 09:44 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-16T02:44:14Z
Ruang Iklan

Misteri Makam Kolonial Eropa di Kuningan: Menguak Kisah Meneer Belanda

Sebuah makam kuno bergaya Eropa yang mencolok berdiri di pinggir Jalan Raya Cigugur-Palutungan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menarik perhatian banyak orang dan menjadi daya tarik wisata sejarah. Makam ini dikenal dengan sebutan Situs Makam Van Beck atau Situs Makam Van Beek, dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat.

Bangunan makam ini memiliki arsitektur yang unik, megah, dan berbeda dari makam pada umumnya, menampilkan nuansa Eropa klasik dengan bentuk lingkaran atau menyerupai monumen yang dibangun dari bata besar berwarna putih, meskipun kini warnanya telah memudar dimakan usia. Diduga, makam ini dibangun sekitar tahun 1912.

Sosok "Meneer Belanda" yang konon memiliki makam ini diidentifikasi sebagai Hendrik Albertus Van Beek. Menurut Dosen Sejarah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, Tendi, Van Beek adalah seorang arsitek dan supervisor di Departemen Pekerjaan Umum yang ditempatkan di Kuningan pada masa kolonial. Ia diketahui pernah menikah di Bandung sekitar tahun 1907. Meskipun demikian, beberapa sumber lain juga menyebutnya sebagai "Jenderal Van Beck" atau seorang pembesar Belanda, namun informasi lebih lanjut mengenai rekam jejaknya di Indonesia masih minim.

Situs Makam Van Beek ini berlokasi strategis di tepi jalan utama, tepat di sebelah Markas Koramil 1515 Cigugur dan berhadapan dengan sebuah gereja. Di dalam bangunan utama makam, terdapat dua hingga tiga struktur yang menyerupai peti mati, dengan salah satu bagian sudah mengalami kerusakan. Hingga kini, belum ada keterangan pasti mengenai peti mati mana yang merupakan milik Van Beek, atau siapa sosok lain yang dimakamkan bersamanya, meskipun sebagian menduga itu adalah anggota keluarganya.

Juru pemelihara situs, Iim Wakim, menyatakan bahwa lokasi ini dulunya memang merupakan area pemakaman yang didominasi oleh warga Belanda. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya beberapa makam lain bergaya Eropa di sekitar makam utama, meskipun banyak di antaranya sudah rusak parah dan sulit dikenali. Beberapa nama seperti Magdalena dan Lumantow juga terukir pada makam di sekitarnya, yang meninggal pada tahun 1930-an.

Sebagai bangunan cagar budaya, Situs Makam Van Beek berada di bawah pengelolaan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang, Banten, dan upaya pelestarian rutin dilakukan. Keunikan arsitektur dan nilai sejarahnya menjadikan makam ini sebagai salah satu destinasi wisata sejarah peninggalan Belanda yang menarik di Indonesia. Namun, sebagian papan informasi mengenai sejarah situs ini telah lapuk dan sulit dibaca.